Sabtu, 19 Mei 2012

Mengungkap Rahasia Hakikat Sabar dan Sukur

Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.

Segala puji bagi ALLAH, Tuhan yang pantas untuk dipuja dan dipuji.  Satu-satunya yang berhak menyandang selendang kesombongan dan satu-satunya yang memiliki sisfat Agung dan Luhur. Yang telah meneguhkan pada wali-Nya dengan kekuatan "SABAR" dalam situasi senang dan susah, dan dengan kekuatan "SYUKUR" ketika menerima cobaan maupun karunia.

Salawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Sayyidina Muhammad, penghulu para Rosul. Juga kepada seluruh sahabat beliau, pemuka orang-orang yang suci, serta kepada segenap keluarga beliau, pemimpin orang-orang yang berbakti dan bertaqwa. Solawat yang senantiasa terpelihara dari kehancuran dan terlindung dari kebinasaan sepanjang masa.

Amma Ba'du,

Iman terbagi dua : Bagian pertama adalah "SABAR" dan bagian kedua adalah "SYUKUR", sebagaimana telah disebutkan dalam beberapa atsar dan dikuatkan oleh beberapa hadits. (1). Sabar dan Syukur juga termasuk sifat ALLAH yang menjadi bagian dari Asma'ulhusna. Karena DIA telah menamakan Dzat-Nya dengan Assabuur (Yang Maha Penyabar) dan Asysyakuur (Yang Maha Bersyukur). Maka kebodohan atau ketidaktahuan terhadap sifat sabar dan syukur itu sama dengan kebodohan tentang dua bagian dari keimanan tadi, dan sama juga dengan pengabaian terhadap dua sifat ALLAH Yanag Maha Pemurah. Tidak ada jalan untuk sampai kepada kedudukan yang dekat dengan ALLAH Subhanahuwata'ala kecuali sarana iman. Sebab, bagaimana mungkin orang yang menempuh jalan keimanan namun tidak mengetahui apa yang diimaninya dan siapa yang diimaninya itu. Berhenti dari upaya untuk mengetahui sabar dan syukur itu sama saja dengan berhenti dari upaya untuk mengetahui apa yang diimani. Karenanya, betapa perlunya kedua hal ini dijelaskan dan dijabarkan karena keterkaitan keduanya antara satu dengan lainnya.

Keutamaan "SABAR",
ALLAH Subahanhuwata'ala menggambarkan tentang orang-oranag yang sabar dengan berbagai sifat. Dalam Al-Qur'an, kata "Sabar" disebutkan dalam lebih dari tujuh puluh tempat. ALLAH Subahanhuwata'ala juga banyak mengaitkan masalah-masalah derajat dan kebaikan dengan sebab "Sabar", serta menjadikan derajat-derajat dan kebaikan-kebaikan itu sebagai buah kesabaran. Diantaranya adalah Firman-Nya :
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka bersabar". (QS. Assajdah (32) : 24)


Dan Firman-Nya :

"Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil, disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-A'raf (7) : 137).


Dan Firman-Nya :

"Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari pada apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl (16) : 96).


Dan Firman-Nya :

"Mereka diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-Qashash (28) : 54).


Dan Firman-Nya :

"Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar (39) : 10).


Setiap ibadat pahalanya diukur dan dihitung kecuali sabar. Karena Puasa adalah bagian dari sabar, bahkan ia merupakan separuh dari sabar, maka ALLAH berfirman dalam salah satu Hadits Qudsi  : "Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan menetapkan pahalanya". Dalam hadits ini ALLAH Subahanahuwata'ala mengaitkan puasa itu dengan diri-Nya, berbeda dengan ibadat-ibadat lainnya. Dan ALLAH Subahanahuwata'ala juga berjanji bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar. Sebagaimana disebutkan dalam Firman-Nya : "Dan Bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Anfal (8) : 46)


(bersambung.........!!!!!!)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar