Berlatihlah kalian hidup apa adanya, sebab sesungguhnya kenikmatan (duniawi) itu tidak akan kekal.
Mohonkan selalu kepada ALLAH agar DIA memberikan kebaikan, mencukupkan kebutuhanmu, menjadikan ridho, memberikan kemuliaan dan mencukupkan kita dengan karunia-Nya.
Ya....ALLAH, anugrahkanlah kehidupan yang baik bagi kami yang telah disediakan untuk orang-orang yang beriman dan shaleh, amien
Ada dua tetesan yang disukai ALLAH, yaitu :
1. Tetesan Air mata yang menangis karena takut kepada ALLAH.
2. Tetesan Darah yang berjuang dijalan ALLAH
Hidup ini sangat singkat antara Adzan dan Shalat. Lahir kita di Adzankan dan meninggal kita di Shalatkan. Wajah cantik atau tampan akan pudar , harta banyak akan tinggal, kekuatan akan hilang, hanya AMAL yang jadi kawan setia menemani kita.....!!!!!
Mulih Ka Dzati Mulang Ka Asal
Minggu, 27 Mei 2012
Sabtu, 19 Mei 2012
Mengungkap Rahasia Hakikat Sabar dan Syukur (lanjutan)
Bismillahirrohmanirrohim,
ALLAH Subhanahuwata'ala juga mengaitkan datangnya pertolongan dengan sebab "SABAR" Firman-Nya :
"Benar, jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu seketika itu juga, niscaya ALLAH akan menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda". (QS. Ali-Imron (3) : 125).
ALLAH Subhanahuwata'ala juga mengumpulkan beberapa anurgrah khususnya diperuntukkan bagi orang-orang yang sabar, yang tidak diberikannya kepada selain mereka. Firman-Nya : "Mereka itulah yang mendapatkan salawat (keberkahan yang sempurna) dan Rahmat dari Tuhan mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat hidayah (petunjuk)". (QS. Al-Baqarah (2) : 157).
Salawat, Rahmat dan Hidayah dikumpulkan sebagai pahala bagi orang-orang yang sabar. Untuk menyebutkan satu persatu seluruh ayat tentang sabar ini tentu akan sangat bertele-tele. Adapun hadits-hadits nabi SAW tentang sabar, diantaranya adalah : "Sabar adalah separuh iman" (HR. Abu Naim dan Al Khatib dari Ibnu Mas'ud dikemukakan dalam Bab Puasa).
Mengenai sebab sabar disebut separuh iman dijelaskan kemudian, dan sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya :
"Karunia yang paling jarang diberikan (oleh ALLAH) kepada kamu adalah keyakinan dan ketetapan hati untuk bersabar. Dan barangsiapa dikaruniai bagiannya dari keduanya, ia tidak perlu lagi peduli dengan salat (nafilah) dimalam hari maupun puasa disiang hari yang terluput darinya. Sungguh, bersabar terhadap apa yang menimpa kamu itu adalah lebih aku sukai daripada tiap seorang dari kamu melakukan amalan seperti yang dilakukan oleh semua orang. Akan tetapi yang aku kuatirkan adalah manakala dunia dibukakan untuk kamu sepeninggalanku, lalu sebagian kamu memusuhi sebagian yang lain. Dan makhluk-makhluk yang berada dilangitpun, pada saat itu akan memusuhi kamu, maka barangsiapa bersabar dan mengharapkan pahala dari ALLAH semata, niscaya ia akan beruntung mendapatkan kesempurnaan pahalanya".
Kemudian Beliau membacakan fiman ALLAH Subahanahuwata'ala :
"Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang disisi ALLAH adalah kekal. Dan sesungguhnya kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl (16) : 96).
Sabahat Jabir ra. meriwayatkan, bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang iman, lalu beliau menjawab : "Sabar adalah lapang dada" (diriwayatkan oleh Aththabrani dalam kitab Makarimul Akhlaq, dan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Adhdhu'afa)
(berlanjut.....!!!!)
Mengungkap Rahasia Hakikat Sabar dan Sukur
Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan yang pantas untuk dipuja dan dipuji. Satu-satunya yang berhak menyandang selendang kesombongan dan satu-satunya yang memiliki sisfat Agung dan Luhur. Yang telah meneguhkan pada wali-Nya dengan kekuatan "SABAR" dalam situasi senang dan susah, dan dengan kekuatan "SYUKUR" ketika menerima cobaan maupun karunia.
Salawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Sayyidina Muhammad, penghulu para Rosul. Juga kepada seluruh sahabat beliau, pemuka orang-orang yang suci, serta kepada segenap keluarga beliau, pemimpin orang-orang yang berbakti dan bertaqwa. Solawat yang senantiasa terpelihara dari kehancuran dan terlindung dari kebinasaan sepanjang masa.
Amma Ba'du,
Iman terbagi dua : Bagian pertama adalah "SABAR" dan bagian kedua adalah "SYUKUR", sebagaimana telah disebutkan dalam beberapa atsar dan dikuatkan oleh beberapa hadits. (1). Sabar dan Syukur juga termasuk sifat ALLAH yang menjadi bagian dari Asma'ulhusna. Karena DIA telah menamakan Dzat-Nya dengan Assabuur (Yang Maha Penyabar) dan Asysyakuur (Yang Maha Bersyukur). Maka kebodohan atau ketidaktahuan terhadap sifat sabar dan syukur itu sama dengan kebodohan tentang dua bagian dari keimanan tadi, dan sama juga dengan pengabaian terhadap dua sifat ALLAH Yanag Maha Pemurah. Tidak ada jalan untuk sampai kepada kedudukan yang dekat dengan ALLAH Subhanahuwata'ala kecuali sarana iman. Sebab, bagaimana mungkin orang yang menempuh jalan keimanan namun tidak mengetahui apa yang diimaninya dan siapa yang diimaninya itu. Berhenti dari upaya untuk mengetahui sabar dan syukur itu sama saja dengan berhenti dari upaya untuk mengetahui apa yang diimani. Karenanya, betapa perlunya kedua hal ini dijelaskan dan dijabarkan karena keterkaitan keduanya antara satu dengan lainnya.
Keutamaan "SABAR",
ALLAH Subahanhuwata'ala menggambarkan tentang orang-oranag yang sabar dengan berbagai sifat. Dalam Al-Qur'an, kata "Sabar" disebutkan dalam lebih dari tujuh puluh tempat. ALLAH Subahanhuwata'ala juga banyak mengaitkan masalah-masalah derajat dan kebaikan dengan sebab "Sabar", serta menjadikan derajat-derajat dan kebaikan-kebaikan itu sebagai buah kesabaran. Diantaranya adalah Firman-Nya :
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka bersabar". (QS. Assajdah (32) : 24)
Dan Firman-Nya :
"Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil, disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-A'raf (7) : 137).
Dan Firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari pada apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl (16) : 96).
Dan Firman-Nya :
"Mereka diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-Qashash (28) : 54).
Dan Firman-Nya :
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar (39) : 10).
Setiap ibadat pahalanya diukur dan dihitung kecuali sabar. Karena Puasa adalah bagian dari sabar, bahkan ia merupakan separuh dari sabar, maka ALLAH berfirman dalam salah satu Hadits Qudsi : "Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan menetapkan pahalanya". Dalam hadits ini ALLAH Subahanahuwata'ala mengaitkan puasa itu dengan diri-Nya, berbeda dengan ibadat-ibadat lainnya. Dan ALLAH Subahanahuwata'ala juga berjanji bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar. Sebagaimana disebutkan dalam Firman-Nya : "Dan Bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Anfal (8) : 46)
(bersambung.........!!!!!!)
Segala puji bagi ALLAH, Tuhan yang pantas untuk dipuja dan dipuji. Satu-satunya yang berhak menyandang selendang kesombongan dan satu-satunya yang memiliki sisfat Agung dan Luhur. Yang telah meneguhkan pada wali-Nya dengan kekuatan "SABAR" dalam situasi senang dan susah, dan dengan kekuatan "SYUKUR" ketika menerima cobaan maupun karunia.
Salawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Sayyidina Muhammad, penghulu para Rosul. Juga kepada seluruh sahabat beliau, pemuka orang-orang yang suci, serta kepada segenap keluarga beliau, pemimpin orang-orang yang berbakti dan bertaqwa. Solawat yang senantiasa terpelihara dari kehancuran dan terlindung dari kebinasaan sepanjang masa.
Amma Ba'du,
Iman terbagi dua : Bagian pertama adalah "SABAR" dan bagian kedua adalah "SYUKUR", sebagaimana telah disebutkan dalam beberapa atsar dan dikuatkan oleh beberapa hadits. (1). Sabar dan Syukur juga termasuk sifat ALLAH yang menjadi bagian dari Asma'ulhusna. Karena DIA telah menamakan Dzat-Nya dengan Assabuur (Yang Maha Penyabar) dan Asysyakuur (Yang Maha Bersyukur). Maka kebodohan atau ketidaktahuan terhadap sifat sabar dan syukur itu sama dengan kebodohan tentang dua bagian dari keimanan tadi, dan sama juga dengan pengabaian terhadap dua sifat ALLAH Yanag Maha Pemurah. Tidak ada jalan untuk sampai kepada kedudukan yang dekat dengan ALLAH Subhanahuwata'ala kecuali sarana iman. Sebab, bagaimana mungkin orang yang menempuh jalan keimanan namun tidak mengetahui apa yang diimaninya dan siapa yang diimaninya itu. Berhenti dari upaya untuk mengetahui sabar dan syukur itu sama saja dengan berhenti dari upaya untuk mengetahui apa yang diimani. Karenanya, betapa perlunya kedua hal ini dijelaskan dan dijabarkan karena keterkaitan keduanya antara satu dengan lainnya.
Keutamaan "SABAR",
ALLAH Subahanhuwata'ala menggambarkan tentang orang-oranag yang sabar dengan berbagai sifat. Dalam Al-Qur'an, kata "Sabar" disebutkan dalam lebih dari tujuh puluh tempat. ALLAH Subahanhuwata'ala juga banyak mengaitkan masalah-masalah derajat dan kebaikan dengan sebab "Sabar", serta menjadikan derajat-derajat dan kebaikan-kebaikan itu sebagai buah kesabaran. Diantaranya adalah Firman-Nya :
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka bersabar". (QS. Assajdah (32) : 24)
Dan Firman-Nya :
"Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil, disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-A'raf (7) : 137).
Dan Firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari pada apa yang mereka kerjakan". (QS. An-Nahl (16) : 96).
Dan Firman-Nya :
"Mereka diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka". (QS. Al-Qashash (28) : 54).
Dan Firman-Nya :
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar (39) : 10).
Setiap ibadat pahalanya diukur dan dihitung kecuali sabar. Karena Puasa adalah bagian dari sabar, bahkan ia merupakan separuh dari sabar, maka ALLAH berfirman dalam salah satu Hadits Qudsi : "Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendirilah yang akan menetapkan pahalanya". Dalam hadits ini ALLAH Subahanahuwata'ala mengaitkan puasa itu dengan diri-Nya, berbeda dengan ibadat-ibadat lainnya. Dan ALLAH Subahanahuwata'ala juga berjanji bahwa Dia bersama orang-orang yang sabar. Sebagaimana disebutkan dalam Firman-Nya : "Dan Bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Anfal (8) : 46)
(bersambung.........!!!!!!)
Kamis, 17 Mei 2012
Menjadi Suami Bijak
Untuk setiap suami yang ingin menarik simpati hati istrinya. Berusahalah kembali berbuat dari awal. Kesuksesan itu datang setelah kegagalan. Janganlah gentar. Untuk setiap suami yang ingin menarik simpati hati istrinya hingga dia dapat meraih kebahagian dunia dan akhirat. Kehidupan rumah tangga yang diikat dengan ikatan pernikahan sesungguhnya bersiaplah dengan rahmat ALLAH, karena tentu saja hal demikian sudah diawali sesuatu yang diridhoi ALLAH subhawanahuwata'ala, tapi kadang kita tidak sadar dengan yang demikian itu. Bahkan banyak sekali para suami yang menjalani kehidupan rumah tangganya tidak dengan rasa cemburu kepada keluarganya, istri atau anak perempuannya, padahal dia melihat mereka berhias dan menampakkan rambutnya, bahkan ada yang telah dicat dengan beraneka warna. Selain itu, mereka memakai wangi-wangian dan parfum ketika keluar rumah, duduk disamping laki-laki yang lain (yang bukan mahramnya) seolah-olah mereka bermaksud memamerkannya kepada seluruh manusia. Tidak seperti halnya dengan sahabat nabi Muhammad SAW yaitu Zubair bin Awwam, seperti dalam kisah berikut, "Diriwayatkan dari Asma' binti Abu Bakar, bahwa dia biasa menyunggi bebijian dari sebuah kebun yang jaraknya kira-kira 1 farsakh (kira-kira 8 km) dari kota Madinah. Bebijian itu dimaksudkan untuk dijadikan makanan bagi kuda milik suaminya, Zubair bin Awwam. Suatu ketika Rosulullah melihatnya sedang membawa bebijian tersebut, Rosulullah pun bermaksud hendak membantunya dengan memboncengkannya naik ke atas unta bersama beliau. sebenarnya Asma' sudah hendak naik, tetapi karena teringat akan kecemburuan suaminya, Zubair, maka iapun urung naik dan mengemukakan alasannya kepada Rosulullah. Sesampainya dirumah iapun menceritakan kepada suaminya, lalu suaminya berkata : " Demi Alllah, tindakanmu menyunggi bebijian di atas kepalamu itu, sungguh lebih ringan, bagiku (lebih dapat aku terima) daripada engkau naik unta dibonceng Rosulullah", hal itu tidak lain karena kecemburuan Zubair bin Awwam yang sangat terhadap istrinya; dan kenyataannya, Rosulullah sendiri juga tidak menyalahkan sikap dari Zubair bin Awwam". Dapat dilihat serta dipalajari dari kisah tersebut bagaimana seorang istri menjaga kehormatan suaminya dan bagaimana seorang suami menjaga kehormatan istrinya.......MAMPUKAH KITA...??????
Senin, 14 Mei 2012
Renungan Tentang Pemilik HP
Ya...ALLAH, ampunilah dosa-dosa kami yang punya HP, karena kami lebih banyak mengisi pulsa dari pada bersedekah. Lebih banyak pegang HP daripada pegang TASBEH, lebih banyak baca SMS daripada baca AL-QUR'AN. Banyak menelepon dan jarang bersilaturahim, lebih sering buka BLUETOOTH daripada BERLUTUT SUJUD. Ya...ALLAH ampunilah kami, semoga HP yang kami miliki dapat kami gunakan sebagai sarana beribadah kepada MU ya...ALLAH, amien ya Robbal 'Alamin
Sabtu, 12 Mei 2012
Belajar Mencintai Istri
Tahukah Anda bahwa mencintai Istri lebih sulit dari pada mencintai Pacar, tapi jangan salah mencintai Istri akan lebih asyik dan nikmat dari pada mencintai Pacar. Tentu saja percintaan yang kita jalankan tergantung dari sudut pandang dan cara kita menjalankannya. Tapi ujung-ujungnya percintaan dengan Pacar hanya berbuah penyesalan, bosan, bahkan sakit hati. Walaupun pada dasarnya bahwa wanita atau perempuan itu bukan untuk difahami dan dimengerti tapi hanya disayangi. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam mencintai Istri tapi mencintai Pacar cuma satu adalah Nafsu. Semua cara sudut pandang dalam mencintai Istri akan berbuah pengertian, manis, bahkan kesadaran kita akan ALLAH yang telah memberikan segalanya buat kita. Yuk..kita tengok bagaimana seorang laki-laki atau suami belajar mencintai Istrinya dari sebuah Jeritan seorang Istri, dalam cerita berikut........!!!!!
Diceritakan ada seorang istri menjerit karena sakit hati oleh suaminya........
"Ya...ALLAH sebenarnya aku ingin berubah, aku ingin mencintai Mu dan Rosul Mu melebihi cintaku pada suamiku"
"Ya...ALLAH tapi kau yang Maha Mengetahui semua tentang makhluk-Nya, demi ALLAH yang maha melihat, aku tidak sengaja waktu mengambil baju di lemari ada Foto-foto wanita dan foto-foto suamiku dengan perempuan"
"Ya...ALLAH aku tidak ingin berdosa pada Mu dengan amarahku tapi tidak ingin dzolim dengan diriku sendiri, aku selalu mema'afkan kejadian dulu yang pertama, kedua dan seterusnya"
"Ya...ALLAH aku masih jadi makhluk hina yang membabi buta dengan amarah, Ya...ALLAH aku tidak mau tapi ENGKAU yang Maha Tahu bagaimana hati ini, Ya...ALLAH aku cuma berfikir tentang anak-anakku, semua ini jangan sampai menimpa anak-anakku, hanya itu yang ada difikiranku"
"Ya...ALLAH ma'afkan suamiku yang telah menyakitiku, aku belum bisa menjadi wanita sholehah seperti istri-istri Rosul, ma'afkan aku juga yang sudah lupa dengan kewajibanku sebagai Istri"
Dari uraian cerita di atas mengenai jeritan seorang istri terhadap suaminya dapat dilihat begitu indahnya bila kita bisa mencintai istri dengan balasan rahmat, cinta dan kasih sayang ALLAH sang pemberi segalanya. Alangkah bodohnya bila seorang suami tidak bisa mencintai seorang istri.
Diceritakan ada seorang istri menjerit karena sakit hati oleh suaminya........
"Ya...ALLAH sebenarnya aku ingin berubah, aku ingin mencintai Mu dan Rosul Mu melebihi cintaku pada suamiku"
"Ya...ALLAH tapi kau yang Maha Mengetahui semua tentang makhluk-Nya, demi ALLAH yang maha melihat, aku tidak sengaja waktu mengambil baju di lemari ada Foto-foto wanita dan foto-foto suamiku dengan perempuan"
"Ya...ALLAH aku tidak ingin berdosa pada Mu dengan amarahku tapi tidak ingin dzolim dengan diriku sendiri, aku selalu mema'afkan kejadian dulu yang pertama, kedua dan seterusnya"
"Ya...ALLAH aku masih jadi makhluk hina yang membabi buta dengan amarah, Ya...ALLAH aku tidak mau tapi ENGKAU yang Maha Tahu bagaimana hati ini, Ya...ALLAH aku cuma berfikir tentang anak-anakku, semua ini jangan sampai menimpa anak-anakku, hanya itu yang ada difikiranku"
"Ya...ALLAH ma'afkan suamiku yang telah menyakitiku, aku belum bisa menjadi wanita sholehah seperti istri-istri Rosul, ma'afkan aku juga yang sudah lupa dengan kewajibanku sebagai Istri"
Dari uraian cerita di atas mengenai jeritan seorang istri terhadap suaminya dapat dilihat begitu indahnya bila kita bisa mencintai istri dengan balasan rahmat, cinta dan kasih sayang ALLAH sang pemberi segalanya. Alangkah bodohnya bila seorang suami tidak bisa mencintai seorang istri.
Jumat, 11 Mei 2012
Kehidupan
Banyak yang menyangka bahwa kehidupan kita di dunia adalah selamanya, tidak ada duanya, tak akan berakhir, atau bahkan bertambah. Coba kita lihat banyak orang yang merayakan hari kelahirannya dan tentu saja disambut dengan riang gembira sambil mengatakan dan menyangkakan "Usia ku Bertambah 1 tahun", tapi apakah kita sadar bahwa sebetulnya jatah kita menjalani hidup dan kehidupan didunia ini adalah berkurang, detik demi detik, menit demi menit , hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Pertanyaannya adalah sudahkan kita menyadari hidup dan kehidupan kita di dunia?, apa arah dan tujuan kita hidup di dunia?, atau Siapakah Tuhan kita?, atau bahkan kita tidak tahu siapakah sebenarnya diri kita?. Coba kita telaah dan renungkan yuk......, semuanya terpulang pada diri kita......Tuhan memberikan pilihan kepada kita jalan apa yang akan kita ambil, tapi tekadang kita dengan Egoisnya mengatakan : "Tuhan sudah berbuat tidak adil kepada saya, kenapa saya tidak pernah mendapatkan apa yang saya inginkan", padahal kitalah yang memilih jalan hidup kita, ya....harusnya kita sadar dengan apa yang kita ambil. Sebelum terlambat saudara-saudaraku.....sadarilah semuanya, waktu tidak akan berputar mundur, sekali kita melangkah kehidupan akan terus bergulir.........Mujjahadatun Nafs
Langganan:
Postingan (Atom)